Widget HTML Atas

Balkon Edisi Spesial Maba 2016

Balkon Edisi Spesial Maba 2016




Sinopsis Balkon Edisi Spesial Maba 2016


Deru langkah kaki terdengar begitu keras dari ribuan penghuni baru Kampus Biru. Senyum bahagia menghiasi wajah mereka, lengkap dengan setelan almamater berwarna karung goni yang katanya melambangkan perjuangan dan kerakyatan. 

Predikat baru sebagai mahasiswa pun mereka dapatkan sebagai identitas. Sebagai kalangan elit, mereka kini memasuki lingkungan baru dan dianggap mapan karena bisa mengenyam bangku kuliah. 

Akan tetapi, lingkungan baru tersebut bukanlah tempat bersenangsenang, melainkan “medan” pertempuran baru.

Pierre Bourdieu menyebut “medan” untuk menunjuk watak dasar keruangan sebagai ajang tempur, tanah perang. Sulitnya laga di medan pertempuran menjadikan mahasiswa mulai tumbang satu persatu. 

Mereka yang digadang-gadang sebagai agent of changes memilih jalan aman dan fokus pada ranah akademik dengan alasan deadlock lima tahun. Ahirnya, isu-isu kampus tak tersentuh dan mahasiswa mengalami kegagapan ketika menghadapi sebuah permasalahan. 

Alhasil, organisasi mahasiswa mulai ditinggalkan, kalaupun ada ruang untuk berdialektika sukar diciptakan.

Untuk mengisi kekosongan tersebut, Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Balairung (BPPM Balairung) mempersembahkan Balkon Spesial Mahasiswa Baru. 

Produk ini, ditujukan untuk memantik pemikiran mahasiswa yang diklaim sebagai intelektual muda.

BPPM Balairung yang terdiri dari empat divisi; Divisi Redaksi, Divisi Riset, Divisi Perusahaan  serta Divisi Produksi dan Artistik (PDA) saling bekerja sama untuk  menyelesaikan produk ini. 

Bursa tema menjadi awal rangkain proses pengerjaan, dilanjutkan pra-reportase tema, dan eksekusi tema untuk mematangkan tema yang kami pilih. 

Berbeda dengan Balkon reguler yang hanya berkutat dengan isu kampus, kali ini kami melebarkan sayap dengan mengangkat isu seputar Yogyakarta. 

Tahun lalu “Interaksi mahasiswa dengan lingkungan kos” menjadi tema yang kami pilih. Kali ini kami hadir dengan tema “Dunia perbukuan” di kota pelajar. Terpilihnya tema ini dilandasi dari skeptisitas kami akan idealisme penerbit alternatif, indie, ataupun penerbit mayor. 

Selain itu, tema ini diangkat karena intelektual muda tak bisa lepas dari buku untuk mengasah otak.

Setelah tema terpilih, masing-masing divisi langsung bergerak mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Divisi Redaksi berjuangan mencari narasumber yang akan dituangkan dalam tulisan. 

Divisi Riset dengan pengolahan data, Divisi PDA dalam pengilustrasian tulisan dan fotografi . Serta, Divisi Perusahaan yang berusaha tetap mengepulkan dapur BPPM Balairung agar target cetak terpenuhi.

Produk yang tengah anda pegang ini, bukanlah tradisi penyambutan ala kadarnya. Akan tetapi, sebagai lembaga yang menghidupi nafas intelektualitas, kami mencoba memantik nalar kritis mahasiswa terhadap sebuah isu. 

Mengatasi sebuah isu, yang dibutuhkan bukanlah sekedar aksi fi sik tanpa solusi, akan tetapi setumpuk buku untuk menganalisis permasalahan dan mengatasinya. Mengutip Slavoj Žižek, berpikirlah !!

Akhirnya, selamat datang mahasiswa biasa di kampus yang biasa-biasa saja!