Widget HTML Atas

Belajar Konsep Logika Karya Murtadha Muthahhari



Aksiologi atau Filsafat Nilai membahas tiga nilai kesempurnaan universal, yaitu : nilai kebenaran (logika), nilai kebaikan (etika), dan nilai keindahan (estetika). Logika, karena kedudukannya yang penting dan mendasar, berada pada urutan pertama. 

Itu menandakan bahwa kebaikan dan keindahan adalah absurd, atau paling tidak kurang berarti, tanpa didasari oleh nilai kebenaran

Untuk dapat mengidentifikasi sesuatu sebagai baik atau indah, kita memerlukan neraca kebenaran. Betapa banyak orang yang mencampuradukkan ketiga nilai tersebut. 

Sebagai akibatnya, terjadilah kesimpangsiuran dan kekacauan intelektual yang mengantarkan kehidupan umat manusia pada sebuah dilema paradoksal.

Kita semua tahu bahwa dunia kita lebih mirip rimba yang dihuni oleh binatang-binatang “modern” yang memasung akal dan mengumbar emosi serta nafsu sebagai tolok ukur. 

Jika kita tiba-tiba muak terhadap segala macam dogma yang sejak lama menjadi “menu langganan”, maka itu hanya indikasi tentang “dahaga massal” akan suatu kejelasan.

Lalu, bagaimana kita mendapatkan kejelasan di tengah kabut yang menyelimuti alam pikiran manusia ? Apa yang secara substansial membedakan kita dari binatang, padahal mereka dan kita sama-sama makan, minum, tidur, bahkan mengadakan kontak seksual ? 

Mengapa kita selalu dituntut lebih dari seluruh spesies di dunia ini ? Mengapa kita harus percaya pada agama dan moralitas ? Mengapa harus ada peraturan dan norma yang mengatur gerak dan diam kita ?

Jawabannya, akallah yang membuat kita, sebagai manusia, harus mencari kesempurnaan. Jika ada orang yang keberatan menjadi “berakal”, maka ia berarti “binatang langka”. 

Jika ada yang menganggap akal tidak mampu memandu dan menentukan kebenaran, maka berarti ia telah menuduh Tuhan “tidak bijaksana” dan ia seorang nihilis yang perlu dikasihani.

Hati, meski mampu memandu manusia menuju kesempurnaan, tak dapat dirumuskan. Sedangkan indra, karena keterbatasannya, hanya mampu menopang akal.

Dogma, atau “pernyataan sakral” seorang tokoh, adalah proposisi yang terdiri dari subjek dan predikat, yang harus dipastikan dan disimpulkan validitasnya melaluiakal.

Logika, sebagai rumusan atau cara menggunakan akal, akan mengajarkan kita tentang definisi, induksi, deduksi, silogisme demonstratif dan keempat figurnya, serta pokok-pokok permasalahan penting seputar akal lainnya.

Buku “Belajar Konsep Logika” karya Murtadha Muthahhari ini merupakan sebuah buku yang akan memandu kita dalam berpikir agar dapat mencapai kebenaran atau kesimpulan yang valid.

Semoga buku “Belajar Konsep Logika” ini mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan kita, terutama dalam mengenali kebenaran. Amiin.