Widget HTML Atas

Rahvayana 1: Aku Lala Padamu Karya Sujiwo Tejo

Rahvayana: Aku Lala Padamu pdf Karya Sujiwo Tejo


Sinopsis Rahvayana: Aku Lala Padamu pdf Karya Sujiwo Tejo

Menikah itu nasib. Mencintai itu takdir.

Kamu dapat berencana menikah dengan siapa, tapi tak bisa kamu rencanakan cintamu untuk siapa.

Sejak pertama kali melihat sampul buku ini, dengan judul perpaduan antara Rahwana dengan Ramayana, saya sudah menduga bahwa Rahwana akan mendapat semacam ‘pembelaan’ disini. Dalam berbagai versi Ramayana yang sudah umum, Rahwana selalu dikisahkan sebagai antagonis. Dalam Rahvayana milik Resi Sujiwo Tejo ini, Rahwana tampil sebagai sosok yang lebih apa adanya. Rahwana dibebaskan dari pakem wayang pada umumnya.

Pembebasan pakem ini berlaku juga pada keseluruhan cerita. Rahwana yang dasamuka ini jatuh cinta pada titisan Dewi Widowati. Kelak, Dewi Widowati akan menitis pada Dewi Sukasalya dan Dewi Citrawati, lalu bermuara di Dewi Sinta. Itulah mengapa Rahwana selalu jadi tersangka dalam kisah Ramayana.

Rahvayana, perjalanan Rahwana, adaah kumpulan surat-surat bernada mesra kepada Sinta. Dengan menggunakan sudut pandang ‘Aku’, Resi Sujiwo Tejo rupanya segaja membiaskan sang tokoh utama, apakah dia memang benar Rahwana atau orang lain selain Rahwana, silakan pembaca yang menentukan.

Rahvayana tidak saja menyuguhkan pengalaman menikmati lakon dan cerita pewayangan. Rahvayana membuka cakrawala bahwa kenyataan mampu bermain indah dengan fiksi. Resi Sujiwo Tejo, agaknya, banyak mengeluarkan jurus-jurusnya demi memberi nilai lebih pada bukunya ini. Saya yakin itu sejak membaca daftar pustaka di bagian akhir buku. Jarang sekali buku (fiksi) yang terang-terangan mencantumkan daftar pustaka dalam proses penyusunannya. Rahvayana, eksepsional!


Tentang Penulis

Sujiwo Tejo lahir di desa Ambulu, Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962. Bakat mendalang diwarisinya dari sang ayah, Soetedjo. Menulis buku menurutnya tetap menjadi bagian yang konstitusional dari pekerjaan mendalang. Untuk dapat memanggungkan lakon wayang, seorang dalang setidaknya mesti menguasai dasar-dasar seni rupa, musik, akting, dan sastra. Menulis buku bagi Sujiwo Tejo yang dikenal sebagai Dalang Edan ini adalah berpentas melalui salah satu unsur pedalangan: Sastra. Sebelumnya, ia telah menyelesaikan buku Dalang Edan, Kelakar Madura buat Gus Dur, The Sax, Ngawur Karena Benar, Jiwo J#ncuk, Lupa Endonesa, Dalang Galau Ngetwit, Republik #Jancukers, Kang Mbok, Lupa Endonesa Deui, dan komik Tripama.